Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Pramoedya Ananta Toer di Antara Sastra dan Politik

Suatu siang di ruang depan rumahnya di Kramatpulo, Ajip Rosidi tengah mengetik. Pintu depan tiba-tiba ada yang mengetuk. Ketika Ajip buka, yang nongol kepala Pramoedya Ananta Toer. “Kau ada nasi tidak? Aku sudah beberapa hari tidak makan!” bisik Pram kepada Ajip dengan suara yang sangat dalam. Istri Ajip sedang pulang ke Jatiwangi, Majalengka. Selama istrinya pergi, Ajip makan di luar. Di rumah hanya ada nasi dingin, tanpa lauk-pauk, bahkan sebutir telur pun tak ada. Apa boleh buat, Pram akhirnya hanya makan nasi dingin dengan mentega. Ia menyantapnya dengan lahap. Kisah itu beberapa kali ditulis Ajip dalam esai-esainya tentang Pram: “Pramoedya Ananta Toer Individualis Tulen” dalam buku Mengenang Hidup Orang Lain (2010), dan “Perubahan Sikap Pramoedya Ananta Toer” dalam buku Lekra Bagian dari PKI (2015). Tak mustahil Ajip juga menulisnya dalam buku-bukunya yang lain. Ingin brand dan produk Anda dipromosikan oleh influencer di social media? Langsung saja ke influence...

Buya Hamka dan Penolakan Novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Tepat 110 tahun yang lalu, pada 17 Februari 1908, Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka lahir di Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Hingga kini, kehadirannya telah memberikan kontribusi yang besar di Indonesia, terutama di bidang sastra dan keagamaan. Sebagai sastrawan dan penulis, Hamka dikenal dengan berbagai tulisannya. Sejumlah karyanya yang dikenal hingga kini antara lain Tafsir Al Azhar, Di Bawah Lindungan Kabah, dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Novel Tenggalamnya Kapal Van der Wijck adalah salah satu karyanya yang fonemenal juga kontroversial. Ia mendapat sambutan hangat sejak pertama kali kisah itu diterbitkan sebagai cerita bersambung pada majalah Pedoman Masjarakat pada 1938. Cerita roman mengenai tradisi adat Minangkabau ini pun akhirnya diterbitkan menjadi novel. Hamka yang dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah pun mendapat beragam respon dengan terbitnya novel roman tersebut. Ia pernah menerima surat dari seorang pemuda...

About Us

Haloo bro and sis.....   Gue Tarniwijaya, orang maggil gue dengan nama Jo. Hoby banget baca buku apalagi nulis. Salah satu cita - cita gue jadi seorang blogger ntah blog apapun itu. Soo... enjoy. Nah diblog ini gue mau sharing tentang blog tulisan. Selamat menikmati blog ini yaa